“Hal ini langkah yang membanggakan karena akhirnya industri di Bontang memanfaatkan LNG yang diproses dari wilayahnya sendiri,” kata Presiden Direktur Pertagas Niaga (PTGN) Aminuddin dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Subholding Fuel Pertamina akan terus memperluas utilisasi fuel bumi melalui infrastruktur past pipeline tersebut.
Menurut Aminuddin, EUP menggunakan LNG sebesar 462 MMBTUD untuk kebutuhan boiler pabrik dan akan bertambah seiring dengan rencana ekspansi pabrik.
LNG dipasok dari Filling Station Plant 26 Pertamina Fuel di space PT Badak LNG yang selanjutnya diantarkan menggunakan truk ISO tank.
Baca juga: Dukung energi bersih, Pertagas Niaga pasok fuel ke pabrik minyak goreng
Pemanfaatan LNG oleh EUP ini diharapkan diikuti oleh industri lainnya sehingga pemanfaatan energi bersih makin meluas.
“Kami merasakan ada price saving dengan LNG dan kami senang punya andil sebagai industri yang beralih ke energi yang ramah lingkungan,” ujar Manufacturing facility Supervisor EUP Hendri Chandra.
Sejak 1972 Kota Bontang dikenal telah berkontribusi besar dalam industri LNG. Pemanfaatan LNG ini menguatkan kesadaran pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan khususnya di kalangan industri.
Sementara Pertagas Niaga sejak 2015 telah menjadi pelopor dalam niaga LNG untuk suplai industri pabrik, komersial, fasilitas publik, maupun industri kecil dan menengah seperti resort, rumah sakit, restoran, maupun kafe, dengan quantity rata-rata 12.000 MMBTUD yang disuplai dari Filling Station Bontang.
Aminuddin menambahkan LNG menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan energi bagi wilayah yang belum terjangkau infrastruktur jaringan pipa fuel yang salah satunya adalah kawasan Indonesia bagian timur.
“Pemanfaatan LNG selain sebagai energi transisi menuju energi hijau, juga merupakan bagian upaya mewujudkan pemerataan dan kemandirian energi dalam negeri,” katanya.
Baca juga: Subholding Fuel Pertamina pasok fuel bumi ke Istana Negara Jakarta
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2022