Dikutip dari siaran pers, Jumat, “Meminta Diri” bercerita tentang perjuangan dua insan yang saling menyemangati, saling memupuk hasrat, cinta dan kerinduan setiap saat.
“Lagu ini adalah sebuah dialog serius dua insan di ujung waktu, di sisa kebahagiaan yang terus mereka perjuangkan. Meski pasti, tak ada sesiapapun yang siap menghadapi perpisahan dan tak ada cara pamit yang cukup untuk merelakan sebuah akhir dari perjalanan,” ujar Pusakata.
Melompat ke beberapa waktu silam, jika lagu “Akad” merupakan gambaran tentang pernyataan ketetapan hati untuk meminang, maka “Meminta Diri” merupakan babak baru di mana dua sejoli saling berbicara tentang syukur atas pertemuan itu.
Inis mengatakan, kolaborasi dengan Pusakata merupakan histori yang berkesan sepanjang perjalanan bermusiknya. Apalagi, Pusakata merupakan salah satu musisi yang karyanya selalu dia dengarkan sejak dulu.
“Yang dulunya pendengar karya-karya Bang Is sampai akhirnya bisa diberi kesempatan untuk bernyanyi bersama,” kata Inis.
Proses pembuatan lagu “Meminta Diri” pun dinilai tak biasa oleh Inis karena menurutnya, tak banyak musisi yang mempercayakan spontanitasnya dalam menciptakan lagu.
“Konsep uncooked dan sekali take vokal yang tadinya dibuat untuk information, bisa sesiap hasilnya, itu present sih menurutku,” imbuh Inis.
Menurut Inis, lagu “Meminta Diri” bisa memiliki makna yang berbeda-beda oleh setiap orang. Lagu tersebut juga dapat mewakili perasaan kehilangan, melepaskan seseorang dengan ikhlas.
“Seperti bulan yang kemudian berganti dengan matahari di pagi hari, yang aku pribadi maknai bahwa setiap pertemuan akan sampai pada suatu perpisahan, bagaimanapun bentuknya,” pungkas Inis.
Baca juga: Telkom Metaverse Ecosystem hadirkan pengalaman baru industri kreatif
Baca juga: Jadi inspirasi movie, lagu “Akad” diaransemen ulang dengan nuansa baru
Baca juga: Mesin waktu Pusakata kembali melaju, kali ini lewat “Dunia Batas”
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2022