Jokowi Minta Seluruh Puskesmas Punya USG dan Antropometri Kit Tahun Ini

Jokowi Minta Seluruh Puskesmas Punya USG dan Antropometri Equipment Tahun Ini

Posted on


TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menyediakan Ultrasonografi (USG) hingga Antropometri Equipment di setiap Puskesmas dan Posyandu seluruh Indonesia. Jokowi ingin goal ini bisa tercapai tahun 2023 ini.

“Tahun ini harus 100 persen,” kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan perintah Jokowi, usai dipanggil presiden membahas kemiskinan ekstrem dan penanganan stunting di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 8 Februari 2022.

Tak sekedar menyediakan alat, Jokowi pun memberi goal cakupan bayi yang ditimbang dan diukur harus di atas 80 persen. Kemudian, tenaga yang mengoperasikan pun juga harus terampil. Untuk mencapai goal ini anggaran dari Kementerian Kesehatan akan digelontorkan.

Anggaran dari pemerintah daerah pun juga kemungkinan bisa dipakai. Kalaupun daerah keberatan karena kapasitas fiskal mereka tersebut, Muhadjir menyebut pemerintah menyiapkan skema pendanaan lain lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) di Kementerian Kesehatan.

Upaya tekan stunting

Penyediaan USG dan Antropometri Equipment di semua Puskemas ini bagian dari upaya pemerintah menekan prevalensi stunting 14 persen pada 2024. Perintah untuk penyediaan USG dan alat pengukur bayi lainnya juga disampaikan Jokowi dalam acara Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 25 Januari lalu.

“USG atau alat timbang atau alat pengukur tinggi atau panjang badan, itu harganya berapa sih? USG harga berapa sih?” kata Jokowi saat itu.

Muhadjir menyebut pemerintah memang sedang menyisir daerah mana saja yang sekarang masih kekurangan USG, Antropometri Equipment, dan alat lainnya untuk mengukur bayi. Ia menyebut keberadaan alat ini sangat penting karena intervensi stunting akan lebih mudah sebelum ibu melahirkan bayi.

Masalahnya, masih banyak daerah dengan Puskesmas dan Posyandu yang belum memiliki alat-alat ini. Untuk itu dalam beberapa waktu terakhir, Muhadjir melakukan roadwhow stunting dan kemiskinan ekstrem. “Saya minta setiap bupati, ketika rapat butuh berapa,” kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.

Selain soal stunting, Muhadjir juga melaporkan ke Jokowi soal pemanfaatan information Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem atau P3KE. Saat ini, kata dia, setiap desa sudah punya information masyarakat miskin ekstrem yang sudah dikomparasi dengan information BKKBN. Tapi Muhadjir meminta desa memverifikasi dan memvalidasi ulang information itu secepatnya, lalu dikirim ke dirinya lewat bupati.

“Jadi sekarang untuk information kemiskinan ekstrem itu langsung di bawah kontrol Kemenko PMK,” ucap Muhadjir. Sehingga kementerian bisa tahu nama dan alamat penduduk miskin ekstrem lebih akurat, serta memahami berapa besar intervensi yang dibutuhkan.

Pilihan Editor: Jokowi Senang Tingkat Stunting Turun 15,4 Persen Sejak Dirinya Menjabat



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *