TEMPO.CO, Jakarta – Anggota DPR RI Fraksi PKS, Bukhori Yusuf mendorong Kementerian Sosial mengirimkan bantuan kemanusiaan dan relawan untuk membantu evakuasi korban gempa Turki. Gempa Magnitudo 7,8 yang terjadi pada Senin lalu itu telah mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia dan luka-luka akibat tertimpa bangunan.
“Selain memberi bantuan logistik, kami juga mendorong Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial menerjunkan relawan terampil untuk membantu evakuasi korban yang tertimpa reruntuhan bangunan mengingat hal itu menjadi salah satu kebutuhan yang pressing saat ini,” ujarnya Bukhori dalam keterangannya, Rabu, 8 Februari 2023.
Bukhori mengatakan telah menyampaikan usulan ini dalam Rapat Kerja Komisi VIII DPR dengan Menteri Sosial hari ini. Dalam rapat itu, Bukhori mengungkapkan Pemerintah Turki memiliki andil kemanusiaan bagi rakyat Indonesia, khususnya ketika sejumlah wilayah di Indonesia dilanda musibah yang menelan banyak korban jiwa.
Seperti misalnya pada saat terjadi musibah tsunami di Aceh, gempa di Palu, dan belakangan musibah gempa di Cianjur. Turki, kata Bukhoti, turut memberikan bantuan logistik hingga relawan kepada Indonesia.
“Penerjunan relawan ke sana adalah bentuk kehadiran negara melindungi warga negaranya sekaligus wujud peran proaktif Indonesia yang pernah menjabat sebagai Presidensi G20 menjalankan misi kemanusiaan dalam konteks international,” kata Bukhori.
Pada Senin, 6 Februari 2023, gempa dengan kekuatan Magnitudo 7,8 terjadi mengguncang wilayah Turki dan Suriah. Knowledge terkahir menyebut jumlah korban jiwa akibat bencana itu mencapai 5.894 orang dan lebih dari 34.000 lainnya luka-luka. Sementara itu, korban tewas di Suriah tercatat sebanyak 1.932 orang.
Kedalaman gempa yang terjadi pada Senin, pukul 01.17 itu ini mencapai 24,1 kilometer. Lembaga pemantau geologi AS (USGS) mencatat ada 24 gempa susulan setelah gempa utama di Turki. Pusat gempa terjadi kira-kira di sepanjang Patahan Anatolia Timur (East Anatolian Fault).
Tim penyelamat kini masih berusaha mengeluarkan orang-orang dari puing-puing bangunan yang runtuh. Mereka disebut sedang dalam “perlombaan melawan waktu” untuk menyelamatkan para korban.
M JULNIS FIRMANSYAH