TEMPO.CO, Jakarta – Paus Fransiskus, berbicara dua hari sebelum peringatan pertama invasi Rusia atas Ukraina, Rabu, 22 Februari 2023, menyerukan gencatan senjata dan perundingan damai. Ia mengatakan tidak ada kemenangan yang dapat “dibangun di atas puing-puing”.
Fransiskus, yang menyerukan diakhirinya kekerasan di Ukraina di hampir setiap penampilan publik sejak invasi Rusia ke negara itu pada 24 Februari 2022, berbicara pada audiensi umum mingguannya di Vatikan.
“Telah setahun sejak dimulainya perang absurd dan keji ini, sebuah peringatan yang menyedihkan,” katanya. “Jumlah yang mati, yang luka, yang mengungsi dan orang-orang yang terusir, (jumlah) kehancuran dan kerusakan ekonomi dan sosial tidak lagi membutuhkan penjelasan,” kata Fransiskus.
Duta Besar Ukraina untuk Vatikan, Andrii Yurash, menghadiri audiensi itu bersama delegasi para pejabat Ukraina.
“Semoga Tuhan memaafkan begitu banyak kejahatan dan begitu banyak kekerasan. Ia adalah Tuhan perdamaian. Mari kita tetap dekat dengan orang-orang Ukraina yang menjadi martir, yang terus menderita,” kata Fransiskus.
Fransiskus menolak pernyataan Rusia bahwa kehadiran militernya di Ukraina adalah bagian dari sebuah “operasi khusus,” dengan mengutuk apa yang ia gambarkan sebagai kekejian dan pembunuhan warga sipil.
Sehari setelah pidato-pidato besar tentang Ukraina oleh Presiden AS Joe Biden Presiden Rusia Vladimir Putin, paus mengatakan: Mari kita bicara pada diri sendiri: apakah semua yang mungkin telah dilakukan untuk menghentikan perang? Saya memohon kepada semua yang memiliki otoritas atas bangsa-bangsa berkomitmen dalam cara yang nyata untuk mengakhiri konflik ini, mencapai gencatan senjata dan memulai negosiasi damai”.
Ia menambahkan: “Bahwa yang dibangun di atas puing-puing tidak pernah menjadi kemenangan sejati”.
Sebuah rencana damai diajukan oleh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky tahun lalu yang menyerukan sebuah restorasi integritas teritorial dan agar Rusia menegaskannya kembali sesuai dengan Piagam PBB, yang menurut Zelinsky “tidak untuk dinegosiasikan”. Ia juga menuntut penarikan pasukan Rusia dan penghentian permusuhan.
REUTERS
Pilihan Editor: Tentara Israel Bunuh 10 Warga Palestina di Tepi Barat