Ilustrasi Medsos. (growthmediainc.com)

Akun Medsos Wartawan Reuters Dipalsukan, untuk Dekati Aktivis China

Posted on


TEMPO.CO, Jakarta – Dua wartawan Reuters dipalsukan identitasnya oleh orang tak dikenal, untuk berkomunikasi dengan aktivis China di beberapa platform on-line selama beberapa bulan.

Dua jurnalis itu adalah kepala biro Shanghai Brenda Goh dan koresponden yang berbasis di Hong Kong Jessie Pang. Akun palsu mereka muncul di platform termasuk Instagram dan aplikasi pesan Telegram sejak akhir November.

Menurut tangkapan layar dan beberapa akun yang diberikan kepada Reuters, peniru ditengarai sedang mencari informasi tentang kelompok yang terkait dengan protes pada bulan yang sama terhadap kontrol ketat Covid-19 China.

Seorang aktivis Tiongkok dan seniman  berbasis di Australia yang dikenal sebagai Badiucao, pertama kali mengungkapkan peniruan tersebut pada Sabtu, 25 Februari 2023, di Twitter.

Sebuah akun palsu dibuat di Instagram dan satu akun di Telegram yang mengaku sebagai Pang, sesuai tangkapan layar dari Badiucao. Aktivis lain mengatakan kepada Reuters bahwa dia telah berbicara dengan sosok palsu Goh melalui Telegram selama tiga bulan.

Badiucao melalui Twitter menyatakan bahwa dia telah didekati di Telegram oleh seseorang yang mengaku sebagai Pang. Akun itu meminta informasi tentang platform on-line berbahasa Mandarin bernama Residents Day by day yang memuat protes seni.

“Halo semuanya,” tulis seorang penipu di ruang obrolan Telegram, menurut tangkapan layar yang dilihat oleh Reuters dari Badiucao. “Saya Jessie dari Reuters.” Penipu itu kemudian bertanya kepada dua anggota grup: “Apakah kalian berdua memiliki hubungan dengan Citizen Day by day?”

Badiucao mengatakan, penipu berusaha untuk mendapatkan kepercayaan kelompok dengan memberikan rincian latar belakang Pang dan karya terbarunya. Badiucao mengatakan dia menjadi curiga dengan bahasa dan pertanyaan yang diajukan oleh penipu itu, dan meminta untuk memverifikasi identitas orang tersebut melalui akun Twitter terverifikasi Pang.

Berdasarkan tangkapan layar dari percakapan yang diberikan oleh Badiucao, penipu mengatakan dia tidak memiliki kendali atas akun Twitter karena dijalankan oleh tim di Reuters.

Orang tersebut kemudian mengirimi Badiucao, seorang kartunis politik terkemuka di kalangan pengunjuk rasa, sebuah foto ID pers Pang, yang telah kedaluwarsa.

Ada Peran Beijing?

Reuters tidak dapat memastikan siapa yang berada di balik  jurnalis palsu tersebut. Setelah pemalsuan terungkap, semua akun dan percakapan mereka yang diketahui dihapus. 

Namun, tak satu pun dari akun media sosial resmi Goh atau Pang tampaknya telah diretas.

“Kami sedang menyelidiki peniruan identitas dan pencurian kredensial pers jurnalis Reuters dan akan mengambil tindakan yang sesuai,” kata Juru Bicara Reuters.

Juru bicara pemilik Instagram Meta Platforms Inc, mengatakan platform tersebut telah menghapus akun penipu itu. Tetapi, menolak berkomentar lebih lanjut. Telegram tidak menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari peniruan identitas akun jurnalis di platform itu.

Sementara seorang juru bicara Biro Keamanan Hong Kong mengatakan anggota masyarakat didorong untuk melapor ke Polisi jika ada dugaan kejahatan. “Polisi akan mengambil tindakan yang sesuai atas laporan kejahatan,” katanya.

Seorang administrator di Citizen Day by day mengatakan kelompok tersebut mencurigai keterlibatan China dalam peniruan tersebut. Administrator menolak menyebutkan nama mereka, dengan alasan risiko pembalasan, dan tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung pernyataan ini.

Kementerian Luar Negeri China, Administrasi Dunia Maya China dan Biro Keamanan Publik tidak menanggapi permintaan komentar atas klaim Residents Day by day atau peniruan identitas jurnalis.

Residents Day by day l menjadi saluran untuk berbagi informasi di antara pengunjuk rasa selama demonstrasi November di beberapa kota di China menentang kebijakan nol-COVID Beijing. Beberapa menyerukan Presiden Xi Jinping untuk mundur dan mengakhiri kekuasaan Partai Komunis.

Pembangkangan sipil belum pernah terjadi  di China daratan sejak Xi Jinping mengambil alih kekuasaan satu dekade lalu. Kekacauan memicu gelombang penangkapan dan tindakan keras keamanan yang luas.

REUTERS



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *