TEMPO.CO, Jakarta – Susi Pudjiastuti, pemilik sekaligus pendiri maskapai Susi Air, membantah rumor yang menyebut pilot maskapainya, Kapten Philips Max Mehrtens, bergabung dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Susi mengaku mengenal Philips secara baik.
Menuru Susi, Philips sudah bekerja di maskapai tersebut sejak 2012. Philips sempat keluar dari Susi Air pada 2015 dan kembali bergabung pada 2020.
“Beredar rumor bahwa, itu sangat tidak benar, yang mengatakan bahwa mungkin Phil Mehrtens bersama dengan OPM atau apa. Tidak ada, karena dia adalah seorang bapak rumah tangga. Saya kenal istrinya, Phil kerja sama saya hampir sepuluh tahun dari tahun 2012 sampai 2015. Kemudian keluar. Kemudian kembali tahun 2020,” kata Susi dalam konferensi pers di kediamannya di Jakarta Timur, Rabu, 1 Maret 2023.
Susi mengatakan Philips menikah dengan perempuan asal Pangandaran. Mertua Philips, menurut dia, bekerja di perusahaan perikanan miliknya selama puluhan tahun. Susi mengatakan mengenal keluarga istri Philips dengan sangat baik.
Susi mengutuk aksi penyanderaan TPNPB-OPM
Susi Pudjiastuti mengatakan tidak habis pikir dengan tindakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang menyandera Philips.
Susi menuturkan penyanderaan terhadap Kapten Philips Max Mehrtens mengagetkan sekaligus menyedihkan. Pasalnya, menurut pendapat pribadi, ia menilai memperjuangkan kemerdekaan dengan merampas kemedekaan orang lain bukanlah tindakan yang baik.
“Saya mengerti orang berjuang, ini pribadi ya pendapat pribadi bukan sebagai pemilik Susi Air. Sebagai pendapat seorang pribadi, memperjuangkan kemerdekaan dengan mengambil kemerdekaan orang, itu adalah bukan cara yang bijak dan benar,” kata Susi.
Ia meminta maaf karena karena sudah 22 hari Kapten Philips Max Mehrtens yang disandera TPNPB-OPM belum juga ditemukan hingga hari ini. Ia juga meminta maaf kepada masyarakat Papua karena insiden ini mengganggu banyak pihak.
“Saya sebagai founder dan pemilik Susi Air ingin meminta maaf kepada masyarakat Papua, pemerintah daerah dan seluruh pengguna Susi Air di Papua yang sekarang ini menjadi terganggu,” kata Susi.
Ia menjelaskan kejadian itu membuat penerbangan Susi Air di Papua menurun hingga 70 persen. Penebangan porter Susi Air juga dihentikan. Ia menuturkan insiden pembakaran tersebut merupakan sebuah kejutan. Susi menilai aksi TPNPB-OPM menyandera Kapten Philip merupakan sebuah aksi yang patut dikecam.
“Dengan segala kehati-hatian apa yang terjadi ini adalah sebuah shock. Dan saya sangat prihatin, tidak habis pikir, dan sekali lagi untuk saya pribadi assertion saya apapun kita berjuang untuk kebebasan, kebaikan, tentu dengan kebaijan, bukan dengan mengambil kemerdekaan orang lain,” ucap dia.
Operasi pembebasan Philips telah mengalami kemajuan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md mangungkapkan operasi penyelamatan Philips Max Mehrtens sudah mengalami kemajuan. Aparat TNI dan Polri telah mengetahui titik koordinat keberadaan Philips.
Namun aparat masih belum bisa melakukan operasi militer pembebasan karena pemerintah Selandia Baru meminta agar tidak ada kekerasan dalam upaya pembebasan warga negaranya. Oleh karena itu, menurut Mahfud, upaya penyelamatan Kapten Philips Mark Methrtens tidak bisa dilakukan dengan menggelar operasi militer.
“Saya sudah tahu loh tempatnya (Kapten Philips), koordinat berapa seperti itu,” ujar Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa, 21 Februari lalu.
Mahfud menegaskan TPNPB-OPM sudah dikepung satgas TNI-Polri. Namun mereka tidak bisa bergerak karena pemerintah Selandia Baru meminta tidak ada kekerasan dalam penyelamatan Kapten Philips Max Mehrtens.
Susi Pudjiastuti merupakan pemilik Susi Air. Dia juga merupakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan pada pemerintahan pertama Presiden Jokowi.