TEMPO.CO, Jakarta – Seorang ultranasionalis dalam koalisi sayap kanan Netanyahu, Smotrich, membuat pernyataan-pernyataan itu di sebuah konferensi, Rabu, 1 Maret 2023, di tengah-tengah banyaknya serangan mematikan dari Palestina dan kekerasan pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Ditanya tentang serbuan pemukim di akhir pekan di desa Palestina Huwara, yang oleh seorang jenderal Israel pada hari Selasa digambarkan sebagai “pogrom,” Smotrich mengatakan: “Saya pikir Huwara perlu dihapus”.
Smotrich menambahkan: “Saya pikir negara Israel perlu melakukan itu, tetapi Tuhan tidak melarang individu.”
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Worth, menyebut pernyataan itu “tidak bertanggung jawab”, “memuakkan” dan “menjijikkan,” mengatakan kepada reporter: “Kami menyerukan Perdana Menteri Netanyahu dan pejabat Israel senior lain untuk dengan terang-terangan dan jelas menolak dan mengecam komentar-komentar ini.”
Para pemimpin Palestina menyambut reaksi Departemen Luar Negeri AS ini.
Reaksi terus-terang yang tidak biasa dari Washington menggarisbawahi meningkatnya kewaspadaan internasional atas kekerasan yang meningkat di Tepi Barat, di mana tiga orang Israel dan seorang Palestina tewas dalam dua hari pertumpahan darah di awal minggu.
Pelaku Serbuan Pemukim Ditahan
Polisi Israel juga menahan 10 orang yang diduga terlibat dalam serbuan pemukim ke Huwara, Minggu, yang dilancarkan setelah dua Israel bersaudara ditembak oleh pria bersenjata Palestina ketika mereka duduk di dalam mobil.
Seorang Palestina terbunuh dan puluhan terluka setelah puluhan rumah dan mobil dibakar dalam apa yang disebut komandan Israel sebagai sebuah “pogrom”. Sehari setelahnya, seorang Amerika Israel ditembak mati di mobilnya di sebuah jalan raya di Lembah Jordan.
Pasukan Israel mengepung sebuah rumah di kamp pengungsi Aqabat Jabr yang berdekatan dengan kota Jericho, Rabu. Mereka membunuh seorang Palestina dan menahan enam tersangka yang terlibat dalam penembakan deadly seorang Amerika Israel di Tepi Barat pada Senin.